Saturday, July 27, 2013

Kisah Jin Mengenali Islam

"Akhi, tahu tak bila Jin masuk Islam??".. seorang sahabat sepengajian menyapa.

Terdiam.
Saya cuba menyelongkar ingatan-ingatan lama. Saya seakan pernah mendengar cerita-cerita sebegini dahulu. Gagal. Langsung hilang.

"Aissy, tak pasti r tu, kenapa? Camne boleh keluar soalan camtu?".. saya menjawab. Jujur.
"Takde r, saje borak-borak dengan kawan-kawan ni (merujuk satu kelompok kecil di sebelahnya).. mana tahu orang kampung ada tanya nanti balik Malaysia kelak".. kami tergelak kecil.

Begitulah seakan perbualan singkat yang terjadi.

 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Hari ini setelah meneliti sedikit rujukan dari beberapa Tafsir seperti Tafsir Ibn Katsir, Tafsir Jalalain dan beberapa sumber2 internet yang boleh saya percayai, Alhamdulillah saya dapat mengetahui secara kasar bentuk penceritaan yang berlaku. Saya tak berniat menulis artikel di sini secara Ilmiah. Sekiranya sahabat ingin penceritaan Ilmiah, saya alu-alukan untuk merujuk terus Tafsir Ibn Katsir dan Tafsir Jalalain pada surah Al-Ahkaf ayat ke 29-32. Juga rujukan tambahan pada surah Jin itu sendiri.

Allah berfirman :


 [29]وإذ صرفنا إليك نفرا من الجن يستمعون القرآن فلما حضروه قالوا أنصتوا فلما قضي ولوا إلى قومهم منذرين

 [30]قالوا يا قومنا إنا سمعنا كتابا أنزل من بعد موسى مصدقا لما بين يديه يهدي إلى الحق وإلى طريق مستقيم

 [31]يا قومنا أجيبوا داعي الله وآمنوا به يغفر لكم من ذنوبكم ويجركم من عذاب أليم

 [32]ومن لا يجب داعي الله فليس بمعجز في الأرض وليس له من دونه أولياء أولئك في ضلال مبين

Surah Al-Ahkaf, 29-32


[29] Dan (ingatkanlah peristiwa) semasa Kami menghalakan satu rombongan jin datang kepadamu (wahai Muhammad) untuk mendengar Al-Quran; setelah mereka menghadiri bacaannya, berkatalah (setengahnya kepada yang lain): “Diamlah kamu dengan sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya!” Kemudian setelah selesai bacaan itu, kembalilah mereka kepada kaumnya (menyiarkan ajaran Al-Quran itu dengan) memberi peringatan dan amaran.

[30] Mereka berkata: “Wahai kaum kami! Sesungguhnya kami telah mendengar Kitab (Al-Quran) yang diturunkan (oleh Allah) sesudah Nabi Musa, yang menegaskan kebenaran Kitab-kitab Suci yang terdahulu daripadanya, lagi, memandu kepada kebenaran (tauhid) dan ke jalan yang lurus (ugama Islam)

[31] “Wahai kaum kami! Sahutlah (seruan) Rasul (Nabi Muhammad) yang mengajak ke jalan Allah, serta berimanlah kamu kepadanya, supaya Allah mengampunkan sebahagian dari dosa-dosa kamu, dan menyelamatkan kamu dari azab seksa yang tidak terperi sakitnya.

[32] “Dan sesiapa tidak menyahut (seruan) Rasul yang mengajaknya ke jalan Allah, maka ia tidak akan dapat melepaskan diri (dari balasan azab walau ke mana sahaja ia melarikan diri) di bumi, dan ia tidak akan beroleh sesiapapun – yang lain dari Allah – sebagai pelindung-pelindung yang membelanya; mereka (yang demikian sifatnya) adalah dalam kesesatan yang nyata”.


Secara ringkas saya ceritakan..

Satu ketika, golongan Jin digemparkan dari halangan untuk mencuri berita dari Langit. Lalu kembalilah mereka kepada kaumnya. Kaumnya bertanya, "Apa yang telah terjadi pada kalian?"

"Kami terhalang daripada mendengar berita dari langit dan dihujami panahan dari langit."

Berkata kaumnya, "Kalian tidak akan dihalangi berita dari langit melainkan ada sesuatu perkara yang terjadi. Bertebaranlah kalian mencari apa yang terjadi yang menyebabkan kita dibataskan dari mendengar berita langit".

Maka bertebaranlah mereka ke timur dan barat dunia. Kemudian mereka menuju ke Tihamah dan beralih ke tempat Rasulullah yang mana ketika itu berada di Nakhlah. Sewaktu itu, Baginda Nabi sedang melakukan solat Subuh berjemaah dengan para sahabatnya di Lembah Nakhl.

Tatkala mereka mendengar al-quran. Mereka berhenti lantas mengamatinya. Mereka berkata, "Demi Allah, inilah perkara yang menghalangi kalian dari berita langit!"

Di dalam Tafsir Jalalain ada ditulis secara ringkas mengenai tafsiran ayat di atas, di bawah ini saya sertakan karangannya :


29. (Dan) ingatlah (ketika Kami hadapkan) Kami cenderungkan (kepadamu serombongan jin) yaitu jin Nashibin dari negeri Yaman atau Jin Nainawi, jumlah mereka ada tujuh atau sembilan jin. Nabi saw. ketika itu berada di lembah Nakhl sedang melakukan salat Subuh berjemaah dengan para sahabatnya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaannya, lalu mereka berkata) sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, ("Diamlah kalian") untuk mendengarkan bacaannya. (Ketika pembacaan telah selesai) ketika nabi selesai membaca Alquran (mereka kembali) pulang kembali (kepada kaumnya untuk memberi peringatan) artinya, mereka kembali setelah mendengarkan Alquran kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan akan datangnya azab jika mereka tidak beriman kepada Nabi. Mereka sebelum itu pemeluk agama Yahudi, lalu setelah mendengarkan bacaan Alquran mereka masuk Islam.

030. (Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Kitab) yakni Alquran (yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya) seperti kitab Taurat (lagi memimpin kepada kebenaran) kepada agama Islam (dan kepada jalan yang lurus) yaitu tuntunan agama Islam.

31. (Hai kaum kami! Terimalah seruan orang yang menyeru kepada Allah) yakni seruan iman yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. (dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni) Allah pasti akan mengampuni (dosa-dosa kalian) sebagian dari dosa-dosa kalian, diartikan demikian karena di antara dosa-dosa itu terdapat jenis dosa yang tidak dapat diampuni melainkan setelah mendapat kerelaan dari orang yang dianiaya oleh orang yang bersangkutan (dan melindungi kalian dari azab yang pedih) atau azab yang menyakitkan.

32. (Dan orang yang tidak menerima seruan orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan dapat melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi) artinya ia tidak akan dapat melemahkan Allah dengan cara lari dari-Nya sehingga ia selamat dari azab-Nya (dan tidak ada baginya) yakni bagi orang yang tidak menerima seruan itu (selain Allah) (pelindung-pelindung) yang dapat menolak azab Allah daripada dirinya. (dalam kesesatan yang nyata") jelas sesatnya.
________________________________________________________________________________

Di sinilah sebenarnya bermula kisah golongan Jin mengenali Islam. Selepas daripada peristiwa ini,  mereka menghantar utusan kelompok demi kelompok, rombongan demi rombangan menemui Rasulullah bagi mendapatkan wahyu Allah.

Di dalam Tafsir Ibn katsir juga ada menceritakan yang mana sahabat riuh seketika kerana kehilangan Nabi. Walhal hakikatnya Nabi sedang berada di alam Jin bagi menyampaikan risalah Islam. Kalau ada masa buka la ye.. dalam tu juga menjelaskan berkaitan kisah 'berita langit' dan apa kaitannya dengan penurunan al-Quran pada Rasulullah s.a.w. Juga ada berbicara berkaitan konsep Targhib dan Tarhib.

Seronok bila kita mentadabbur Tafsir. Cerita yang dihuraikan oleh Ulama' seolah hidup di depan mata kita. Moga-moga perkongsian ringan ini dapat menjadi rujukan ringkas bagi sahabat-sahabat yang belum mengetahui. Wallahualam.


Rujukan
-Surah Al-Ahkaf (Tafsir Ibn Katsir Dan Tafsir Fi Zilal Al-Quran)
-Surah Jin (Tafsir Ibn Katsir Dan Tafsir Fi ZIlal Al-Quran)



Saturday, July 20, 2013

Kesibukan kita ke arah mana?..

Pertembungan masa dan kerja,
Ia adalah perkara yang sangat menyeksakan jiwa,
Tak kira di alam pekerjaan atau mahasiswa,
Kesibukan pasti datang bertandang jua,

Ada yang kata dia sibuk,
Ku paksa dia menoleh ke kiri,
Rupanya tak sedar kawan di kiri ke sana ke sini berlari-lari,
Ku paksa toleh ke kanan,
Rupanya tak perasan kawan di kanan memikul beban menguji diri,

Namun,
Di sana ada perbezaan ciri,
Buzy mereka kerana apa?
Semata perkara keselesaan diri?..
Atau demi kelangsungan sebuah agama?..

Hakikatnya,
Kita semua kesempitan masa,
Yang bezanya ke mana kita laburkan masa?
Untuk kecap kenikmatan dunia saja?
atau demi bekalan bertemu Pencipta?
Dua benda yang sangat berbeza.

Jikalau masa itu digadai demi diri,
Sangat tidak hairan bila sanggup terjun ke dalam kesibukan,
Keluar pagi balik malam,
Mencari jawatan mengimpikan hartawan,
Buatlah  apapun,
Demi diri sangat tidak menghairankan.

Tapi,
Sungguh hairan bila dia menggadai masa,
Namun habuannya tak nampak di mata,
Dunia dianggap ladang baginya,
Bagi mencari Keredhaan Pencipta,
Demi menjaga kesejahteraan Agama.
Itulah Ghuraba’ Harapan Dunia.

Muhasabah bersama.